Rabu, 01 Mei 2019

Lestarikan Nilai Kearifan Lokal untuk menangkal berita Hoax


Pesatnya kemajuan teknologi mengakibatkan lahirnya generasi milenial. Arus globalisasi menjadi suatu tantangan yang dihadapi setiap Negara di dunia. Di era milenial ini, setiap informasi dapat dengan cepat tersebar dan mudah diakses oleh siapa saja dan dimanapun dia berada. Dengan perkembangan teknologi, generasi milenial di bentuk menjadi pribadi yang serba canggih dan modern. Di luar itu semua, justru menjadi bomerang bagi generasi milenial. Hal ini menjadi perhatian kita bersama agar lebih serius, dalam mengambil sikap dan langkah bagaimana peran pemuda penerus bangsa Indonesia dalam upaya melestariakn kearifan lokal sebagai penangkal berita hoax. Ada beberapah hal yang menjadi perhatian kita bersama agar lebih cerdas dan menyadari bahwa bangsa kita saat ini tidak di jajah dengan cara peperangan akan tetapi di jajah oleh perkembangan dan akibatnya bisa merusak tatanan dan kesatuan bangsa ini.

Kemajuan teknologi menjadi problematika baru bagi pemuda bangsa yang belum siap. Sehingga, mereka tidak di jajah secara fisik melainkan secara mental dan pemikiran. Generasi milenial terkesan meniru dan cenderung menyerap budaya serta gaya hidup bangsa asing yang dalam bertingkah laku dan berbusana menyerupai budaya Negara Barat, dalam pandangannya hal tersebut kekinian serta menganggap bahwa budaya lokal sudah ketinggalan zaman. Hal inilah yang mendorong masuknya budaya asing dalam negeri. Sehingga bukanlah kekhawatiran yang tidak berdasar jika di tahun-tahun yang akan datang budaya lokal bangsa ini terancam sampai ke tingkat kepunahan. 
Derasnya Arus globalisasi meleburkan batas batas budaya suatu bangsa yang perlahan namun pasti membuat generasi muda Indonesia asing terhadap budayanya sendiri. Hal ini tentunya menjadi mimpi buruk jika para generasi penerus bangsa kita tidak memiliki pengetahuan tentang budayanya sendiri. Walaupun dengan keadaan sekarang yang memberi kemudahan untuk memperoleh informasi kita harus tetap jeli dalam memilih dan memilah setiap informasi yang ada agar terhindar dari fitnah dan berita hoax atau bohong yang disebarkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab dan mengambil keuntungan atas semua hal tersebut. 

Melihat realita yang terjadi di era milenial ini, menjunjung nilai kearifan lokal yang kita miliki bukan berarti mengabaikan kemajuan dan menjadi tertinggal, akan tetapi lebih dapat menggunakan kemajuan teknologi secara bijak dan maksimal dengan melestarikan dan memahami secara utuh kearifan lokal yang dimiliki bangsa kita. Nilai-nilai yang di gali dari budaya yang selaras dengan karakteristik masyarakat setempat. Penguatan terhadap kearifan lokal bukan saja untuk mempertahankan eksistensi leluhur nenek moyang akan tetapi menjadi penguat dan pemersatu bangsa ini. Sehingga setiap berita atau informasi yang memprovokasi baik antara suku, agama, ras  dan hal hal lainnya tidak dapat dengan mudah mempengaruhi masyarakat, hal tersebut dikarenakan masyarakat sudah memiliki pegangan yang kuat berupa nilai kearifan lokal.
Dengan kondisi yang seperti ini, para pemuda generasi milenial seharusnya tidak kehilangan akal  untuk mengembalikan posisi kearifan lokal yang mulai bergeser oleh budaya asing. Dalam perkembangannya, internet memberikan berbagai layanan komunikasi yang paling banyak di kunjungi, hal ini mendorong terjadinya pertukaran informasi dengan cepat. Selain itu, perkembangan arus globalisasi juga membutuhkan jiwa jiwa kreatif  yang mampu menjawab tantangan zaman, untuk memperkenalkan nilai kearifan lokal yang dimiliki Indonesia, tidak hanya menuangkannya dalam halaman buku  bacaan, akan menjadi solusi cemerlang jika kearifan lokal tersebut di publikasikan dengan cara milenial yaitu dalam bentuk tulisan baik berupa karya ilmiah maupun bacaan santai yang  kemudian di bagikan di berbagai jejaring sosial media. Dengan demikian generasi muda di era milenial dapat memproteksi diri dari sisi negatif derasnya arus globalisasi, sehingga khatam mempelajari budayanya sendiri, dan menjadi lebih bijak dalam bersikap. Aksi ini mengedukasi resiko pengaruh budaya asing yang merugikan. Oleh sebab itu penguatan terhadap nilai kearifan lokal dapat dijadikan sebagai pengokoh nasionalisme bangsa ini agar tidak mudah terpecah belah. 

MEGAWATI, S. Sos, lahir pada tanggal 08 November 1994, No, Hp: 085377730000 seorang ibu rumah tangga yang telah melepas masa lajang pada Oktober 2018 lalu, pernah bekerja di salah satu stasiun TV milik pemerintah di bawah naungan Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Parepare sebagai peliput dan pembuat naskah berita, hobby menulis bisa cek di blog pribadi meghastrong.blogspot.com. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Popular Posts