Apa yang terlintas di benak Anda ketika mendengar kata Bugis??
Bugis adalah Suku yang mempunyai keinginan sangat tinggi untuk berhasil. Dalam sebuah pernyataan adat, hanya untuk Siri’ lah kita hidup didunia. Itu lah sebabnya semua etnik Bugis akan mati-matian bertarung untuk meraih kesuksesan di daerah mana dia berada, meskipun nyawa adalah taruhannya.
Seperti kita ketahui bagi suku Bugis Siri’ sangat hakiki dan harga mati. Harga diri orang Bugis yang tertinggi selain agama adalah perempuan. Tidak sedikit orang rela mati karena mempertahankan perempuannya. Hal tersebut kita kenal dengan istilah Siri’ Naranreng (harga diri yang dipertaruhkan). Siri’ Naranreng menjadi payung pelindung dari perbuatan yang tak bermoral.
Suku Bugis menempatkan perempuan sebagai puncak martabat kemanusiaannya. Bukan sekedar symbol, melainkan merupakan esensi luhur yang menandai derajat dan martabat dalam suatu rumpun keluarga. Kedudukan perempuan dalam masyarakat Bugis sangat dipengaruhi oleh hukum adat yang tak tertulis namun di ajarkan secara turun temurun.
seorang perempuan Bugis menjadi penuntun suami yang jujur, hemat dan bijaksana sekaligus mitra pendukung dan penopang dalam mengatasi segala kesulitan maupun perjuangan dalam mengatasi segala hal (Mancaji pattaro tettong rïlempu’é punnai cirinna enrengngé lampu ‘Nawa-Nawa mméwai sibaliperri’ waroanéna Sappa ‘laleng atuong), menjadi kebanggaan ayahnya, saudaranya dan suaminya untuk menjaga kehormatan hidupnya.
Perempuan Bugis yang memahami peranannya, menjunjung tinggi budaya 'siri' sebagai pedoman hidup, prinsip adab siri' ini, diterapkan dengan menjaga harga diri, melalui penunjukan sikap yang menjaga nama baik diri, suami dan keluarga, adat istiadat adalah sangat berharga, khususnya dalam bentuk perilaku (sikap) yang ditunjukkan setiap keluarga Bugis seperti tata krama, tata bicara, tata kesopanan, dan tata perilaku. Dan Yang paling penting dari adab perempuan Bugis dalam keluarga adalah 'sipakalebbi' menjaga kehormatan harga dirinya, suaminya, ayahnya dan keluarganya.
Jadilah Perempuan Bugis yang pandai menjaga diri serta harga diri, jujur, berkarakter, cerdas, dermawan agar pantas diberikan panaik.
Dari berbagai sumber dan skripsi Megawati, S. Sos Stereotip Perempuan Bugis dalam Simbol Uang Panaik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar