Jumat, 02 November 2018

Buah SABAR itu MANIS

Di balik hujan deras dan petir yang menyambar akan ada sebuah pelangi yang indah. Seekor ulat bulu yang menggelikan akan bermetamorfosis menjadi seekor kupu-kupu yang yang cantik. Diperlukan penantian yang panjang bagi pelangi maupun kupu-kupu untuk menunjukkan keindahannya. 

Begitu pula dengan diriku,  untuk memperoleh hasil yang manis, tidak peduli seberapa lama Aku harus  bersabar untuk menunggu. 

Orang bilang hal yang paling membosankan  adalah Menunggu. Benarkah? Jawabku Tidak....
Menunggu itu hanya membutuhkan sedikit kesabaran. Coba tanyakan padaku  “berapa lama Aku harus bersabar dalam penantian?” Jawabannya ” hanya sebentar saja”. Kurang lebih 4 tahun atau  sekurangnya 1460 hari. Waktu yang sebentar bukan??
Bagiku menunggu untuk Bersabar bukan hanya tetap berada pada lingkup yang sama, bukan pula hanya diam menunggu ditempat.  Namun berdoa dan  bermunajat pada Allah, denganNya membawaku tenang dan  membuka jalan bagi jodohku untuk datang menghampiri.

Jika seketika rasa rindu dan jenuh itu tiba, terkadang aku ingin menyerah dan berkata sudahlah sudah cukup sabarku ini. Tapi kumengingat kembali ketika aku ingin memulai dan pada akhirnya aku tetap memilih untuk bersabar dalam waktu yang terbatas, meohon kepada Rabbi agar senantiasa diberi kesabaran yang tak terbatas, sabar dalam menanti dan bermunajat kepada sang pemilik cinta, bermohon agar hati ini tetap ditenangkan. Karena kutahu Dia mengetahui apa yang kau Aku inginkan. Karena Allah  Maha Segalanya, yang tidak mungkin  menjadi mungkin, Yang tidak terjadi bisa terjadi.

Selama itu pula, Aku terus memperbaiki diri, ujian demi ujian kulewati, rasa rindu yang terus datang menghampiri tak kenal waktu tak kenal tempat, terkadang jenuh itupun datang kembali lagi kepadaku lagi lagi diriku ingin menyerah. Dan  berkata “aku   sudah menunggu terlalu lama, Aku punya kesabaran Tuhan dan inilah batas kesabaranku”.
Dan sektika kembali ku tersadar bahwa sabar itu tidak ada batasnya. Karena kesabaran bukan sekedar sifat, ia bagian dari syariat. Bersabar itu sepanjang masa, Sabar itu bukan menahan emosi, tapi  mengendalikan agar emosi tertata.
Dalam kesabaranku menanti dirinya datang, aku terus memperbaiki kualitas diriku dan tetap bermunajat pada Sang Maha Pemilik Cinta. Karena cinta yang Aku tunggu akan tetap berlabuh pada diriku.

Hingga saatnya Minggu, 21 Oktober 2018 pukul 10.00 WITA Haru dan bahagia menjadi satu ketika kata itu terucap langsung dari mulutnya. Indah dan tenang rasanya ketika penghulu dan para saksi mengucapkan kata “SAH”. Semua doa yang ku panjatkan Alhamdulillah didengar dan dijawab oleh Allah SWT. Yaa Rabb, hati saya berbisik, Fa-biayyi alaa’i Rabbi kuma tukadzdzi ban (Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?).

Inikah buah dari Sabar itu? Memang betul bahwa buah dari kesabaran selalu manis.
Yaa Allah, terima kasih banyak atas nikmat yang Engkau berikan kepadaku. Terima kasih telah senantiasa membantuku dan menjadikan semuanya mudah. Terima kasih telah menjaga hubungan ini sampai pada ikatan yang suci. Terima kasih juga kepada suamiku Rasdinal yang telah menepati janjinya.

Ya Rabb Jadikanlah rasa sayang dan cinta ini tidak melebihi rasa sayang dan cinta kami kepadaMu Rabbi..
Doa kami, jadikanlah rumah tangga ini rumah tangga yang penuh cinta karenaMu. Yang selalu bahagia dan bersyukur atas nikmat yang diberikan olehMu. Jadikanlah kami keluarga yang Sakinah Mawaddah Wa Rahmah yang memiliki keturunan yang sholeh dan sholehah. Aamiin Yaa Rabbal Alamiin..



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Popular Posts