Jumat, 20 Oktober 2023

TARBIYAH JALAN HIJRAHKU


Hidayah adalah petunjuk yang diberikan Oleh Allah S.W.T kepada orang yang pantas dan dikehendaki untuk mendapatkannya berupa terbukanya hati dan lapangnya dada untuk meyakini kebenaran agama Islam. Hidayah yang menjadi sebab utama keselamatan dan kebaikan hidup manusia di dunia dan akhirat. Sehingga, barangsiapa yang dimudahkan oleh Allah SWT untuk meraihnya, maka sungguh dia telah meraih keberuntungan yang besar dan tidak akan ada seorangpun yang mampu mencelakakannya. Hal tersebut sesuai dengan firman Allah SWT dalam Quran surat al-A'raf:178: "Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk (dalam semua kebaikan dunia dan akhirat); dan barangsiapa yang disesatkan Allah, maka merekalah orang-orang yang merugi (dunia dan akhirat)". 

Datangnya hidayah terkadang unik dan di luar nalar ada yang berproses panjang ada pula yang tidak berproses secara logis, bahkan terkesan instan. Ia bagaikan lailatul qadar waktunya sebentar tetapi mampu mengubah jalan hidup. Saat hidayah menuntun untuk berhijrah berpindah dari yang buruk menjadi baik memperbaiki diri, memperbaiki cara berucap, berpakaian, serta bersikap. Setiap manusia mesti berhijrah, yaitu menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Tahun 2022 tepatnya setahun yang lalu menjadi resolusi yang sangat berharga dalam hidupku, keputusan yang tidak pernah terpikirkan untuk memilih jalan yang terlihat asing bagi kebanyakan orang yaitu HIJRAH dengan melewati jalur TARBIYAH.

Aku seorang Ibu Rumah Tangga umur 28 tahun kala itu dengan satu anak yang sebelumnya dengan gaya kata orang wanita kelaki-lakian. Awalnya sudah diajak tapi hati belum tergerak hingga pada tahun 2022 Melihat foto akhwat yang sedang latihan memanah pada story diaplikasi WA salah satu akhwat dan tak lain adalah spp suami yang menurut saya foto tersebut sangat keren dan saya bertanya kepadanya melalu pesan pribadi WA "Assalamualaikum apa ini say? dijawab "sekumpulan akhwat yang sedang ikut tarbiyah, saya mencoba menawarkan diri boleh gabung? Karena memang saat itu tidak memiliki kesibukan lain selain jaga Toko dan jaga anak balasnya "iyaa nnti saya tanya Murobbiyah ku dih" .esoknya saya mendapat chat kembali "bisami say ikut, mungkin ini yang disebut HIDAYAH, yang aku tidak menyadarinya bahwa Resolusi di tahun itu akan membawaku sampai pada keadaanku saat ini. Sebelum ikut bergabung saya banyak bertanya pada Akhwat tersebut dan Alhamdulillah beliau juga dengan rinci menjelaskan seputar kegiatan yang dilakukan saat tarbiyah, pakaian apa yang digunakan dan kapan jadwal rutin tarbiyah, karena saya takut mengikuti kajian yang nantinya membawa kesesatan, beliau menjelaskan Kegiatannya meliputi mengaji, ikut kajian dan kadang setor hafalan, memakai gamis dan jilbab kalau bisa menutup dada. Dengan bismillahirrahmanirrahim meyakinkan hati untuk ikut Tarbiyah, Lalu saya meminta izin kepada suami dan beliau langsung setuju. Siang harinya saya langsung ke salah satu toko hijab mencari kerudung panjang. Saya memang sudah menggunakan kerudung, akan tetapi masih dengan gaya celana dan baju lengan panjang yang sangat jelas, belum punya kerudung panjang, setelah memilih beberapa kerudung saya hanya memilih warna hitam dan coklat karena sepengatahuan dangkal saya biasanya sekumpulan akhwat bercadar hanya memakai warna gelap seperti hitam, navy dan coklat tidak dengan warna yang mencolok. Sorenya Alhamdulillah saya ikut Tarbiyah pertama kalinya dan bergabung dalam wahdah Islamiyyah pada Halaqah Asiyah. Awalnya ada perasaan minder karena dalam halaqah tersebut hanya saya yang hanya memakai kerudung yang menutup dada akhwat yang lain semua menjuntai kelantai dan sebagian besar juga sudah berniqab belum lagi saat tadarrus astagfirullah bacaan Al Quran yang selama ini sudah saya anggap benar ternyata masih keliru, semangat yang saya rasa sudah besar untuk belajar Islam sesungguhnya masih dikalah oleh akhwat-akhwat yang telah berumur dibanding saya rasanya hari pertama yang saya lalui pada sore hari itu sangat panjang saya benar-benar merasa tidak ada apa-apanya bagaikan kertas putih dan botol kosong. Sepulangnya tarbiyah saya bercerita banyak dan mengeluh kepada suami rasanya sudahlah Ayah tidak usah ikut pekan depan tetapi suami selalu menyemangati dengan gaya khasnya "rugi beli jilbab panjang kalau nda dipake" seketika pula saya tersadar ohh iya harus semangat sayakan dikenal orangnya tak mudah menyerah.

Pekan demi pekan berlalu, aku yang pelan-pelan mencoba menyesuaikan diri dengan para akhwat, kerudung ku sudah sedikit lebih panjang dari sebelumnya, banyak belajar hal lain dan cara tadarrus saya juga katanya sudah ada peningkatan, tak lupa saya juga tetap mengejar ketertinggalan baik materi dan juga hafalan, rezeki juga saya mulai sisihkan sedikit demi sedikit untuk membeli kerudung dan gamis syar'i sebab Sebelum ikut tarbiyah baju gamis hanya ada 3 lembar.

Berubah memang tak mudah Kata orang dimana ada HIJRAH disitu ada COBAAN Dan aku perlahan paham bahkan merasakan dengan sendirinya yang namanya Cobaan Hijrah. Ditengah semangatku mengikuti tarbiyah adakalanya keimananku menurun, disitu pula datang cobaan yang tak lekang menggodaku kadang timbul rasa capek dan kesibukan duniawi, aku yang seorang ibu rumah tangga pemilik toko yang belum memiliki karyawan dan juga seorang tukang jahit kadang masih sulit membagi tugas, jadi jadwal tarbiyah pun kadang terlewatkan Ujung-ujungnya izin lagi. Barulah setelah hari terlewatkan saya menyesal kenapa harus izin lagi, aku memohon pengampunan kepada Allah ampunilah hamba mu ini ya Allah yang masih lalai berjuang dijalanmu seketika pula saya selalu mengingat nasihat Murobbiyah yang selalu ditekankan tiap pertemuan" kejarlah akhirat maka dunia akan mengikut", dukungan suami dan melihat semangat sahabat dihalaqah Asiyah untuk selalu mencari ilmu dan amal Alhamdulillah mengingat semuanya saya kembali bersemangat untuk selalu hadir. 

Saat mengikuti Tarbiyah saya merasakan kegiatan-kegiatan tarbiyah sangat menambah ilmu dan pahala seperti membaca al Qur’an, menghafal, mentadabburi kalamullah dan hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, Tarbiyah juga semacam charger ketika kondisi keimanan lemah, tempat saling nasihat-menasihati yang membantu menjaga dan mengembalikan kondisi keimanan, tempat berkumpulnya akhwat sahabat pengejar ridho Allah dan perindu surga-Nya Allah. Tarbiyah pulalah yang menjadikan sabarku lebih banyak dan lebih besar tutur kataku juga mulai lembut.

Saya juga semakin sadar bahwa kehadiran kita di bumi ini memang untuk urusan besar yang merupakan urusan terpenting dalam hidup ini, yaitu Islam itu sendiri. Untuk itu, sebagai thullabul ‘ilmi harusnya kita bermujahadah. Sungguh sebuah nikmat yang besar jika kita bisa berhijrah, karena itu adalah tanda bahwa Allah sangat menyayangi kita. Dia tidak ingin kita telalu lama menjauh dari-Nya dan terlena akan segala bentuk tipuan yang ada dimuka bumi ini. Setelah berhijrah tugas kita terus memohon keistiqomahan agar tetap teguh dijalan Allah, tak lupa mengajak atau sekedar mengingatkan umat muslim untuk menjadi lebih baik pula.

Melihat perubahan yang ada pada diriku suami sangat senang ia juga mulai melirik dan senang mendengarkan segala kegiatan tarbiyahku tanpa ada rasa canggung kadang saya menyuruhnya untuk sekedar mendengar hafalan yang akan disetor dan Alhamdulillah suami saat ini juga sudah ikut tarbiyah semoga kita semua selalu diberi kesehatan dan keistiqomahan untuk tetap teguh diagama Allah aamiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Popular Posts