Rabu, 05 Juli 2017

Modal Rp. 600.000 Mengantarku Sampai ke Tahap ini


Saya bukan siapa siapa, saya hanyalah seorang anak muadzin dari Desa Jampue, Rp. 600.000 yang mengantarku sampai sejauh ini.

Menyandang gelar itu memang luar biasa, tapi tidak
semudah yang kita bayangkan, dan untuk mencapai itu ada yang namanya proses dan proses inilah yang sangat nikmat, kelak akan diceritakan kepada anak cucu kita nanti, nikmati prosesnya petik hasilnya, ya seperti itulah roda kehidupan.

Proses dari apa yang kelihatan ini melalui banyak lika liku tidak hanya senyum tapi derai air mata kadang berada di dalamnya.
Bagi saya kuliah bukan hanya untuk mengejar gelar kemudian mencari kerja, tapi kuliah itu adalah proses kita untuk lebih mengetahui kehidupan yang nyata, membaca situasi dan peka terhadap sekitar.
Masih teringat tepatnya 4 tahun silam uang pemberian Ayah yang 600.000 Ribu itu dipakai untuk modal kuliah, walaupun Ibu melarang pada waktu itu, karena berfikir kemana saya akan mendapatkan biaya yang lain, biaya untuk makan dan sewakost nanti, tapi karena tekadku kuat ada harapan yang selalu membuatku tetap semangat, saya masih teringat perkataan guru saya waktu masih di SMK 1 mem Mariani berkata "akan ada rejeki untuk kita selama kita terus berusaha untuk tetap bersekolah entah darimana datangnya apakah dari tante, keluarga atau darimanapun itu"
Saya selalu bertekad untuk mengubah nasib, menjadi lebih baik menjadi yang diharapkan seperti dalam Alquran "sesungguhnya Allah tidak akan berubah nasib suatu kaum kecuali ia yang mengubah nasibnya sendiri" inilah cerminan dan pijakanku untuk tetap berubah, gigih dan giat, saya tidak ingin diberi karena  kasihan, bagi saya tangan diatas lebih baik dari tangan dibawah.
Berkat keyakinan ini saya mampu selesai, tidak banyak yang tahu seperti apa diriku, saya tidak  pernah mau memperoleh sesuatu karena  menjual nama keluarga, walaupun sebagian besar keluarga mempunyai nama dan kedudukan, saya ingin dinilai karena memang saya pantas, karena memang saya layak ada kualitas yang bisa diperhitungkan bukan karena saya keluarganya ini dan itu.
Berawal dari semua ini saya terus memacu diri, walaupun banyak dari orang yang mencaci bahkan memuji sekalipun tapi tidak juga dengan itu, kata senior saya Haruna "saya tidak akan mundur krn cacian dan saya tidak akan maju karena pujian" prinsip ini juga selalu saya tanamkan kepada diri saya. Berkah rp. 600.000 itu saya memperoleh beasiswa Bidikmisi sampai selesai. Pada postingan ini saya tidak terlalu mau membeberkan bagaimana lika liku seorang mahasiswa diperantauan karena saya yakin ceritanya semua sama lebih banyak duka daripada sukanya πŸ˜‡πŸ˜‚πŸ˜‚. Melalui postingan ini saya hanya mau memotivasi adik-adik yang sedang berjuang bahwasanya hidup itu tidak instan, mie instan saja melalui proses agar bisa kita nikmatiπŸ˜‚πŸ˜‚
Hidup itu never is flat, selagi muda ayo kejar impianmu, jangan mudah mengeluh dan berputus asa,  saya ingin memotivasi teman yang membaca postingan ini untuk senantiasa terus mengejar dan memperjuangkan cita cita, cari potensi dalam dirimu cari kelebihanmu dan jangan pernah down ketika jatuh terus bangkit dan coba, bangkit coba lagi, keep spirit πŸ’ͺ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Popular Posts