Jumat, 29 Desember 2017

Bertemu denganmu adalah Takdir, dan menunggumu adalah ujian kesetiaan

Didunia ini tidak ada yang kebetulan, bahkan daun yang jatuh pun sudah sesuai dengan  kehendak Tuhan, apalagi tentang pertemuan kita, semuanya sudah diatur oleh Tuhan. Aku yakin kita bertemu bukan suatu kebetulan, melainkan sudah bagian dari rencana tuhan. Pertemuanku denganmu membuatku bahagia, Bahagia itu betul-betul terasa sejak Aku dan Kamu bertemu. Pertemuan yang tak disengaja itu membawa kita saling mengenal lebih jauh sampai saat ini. Saling mengisi, saling menyemangati, saling merangkul dan saling berbagi banyak hal. Tak pernah menyangka akan bertemu denganmu, seseorang yang membuatku lupa akan pahitnya kisah masa lalu. Seseorang yang dengan kehadirannya mampu membuatku tersenyum lebar dan tertawa lepas meski beban kita sama-sama berat. Seseorang yang dengan semua sikap dan perhatiannya membuatku merasa spesial. Seseorang yang dengan kehadirannya memberi lebih banyak warna di hidupku. Sejak saat itu perasaan ini tumbuh lebih dalam, sangat dalam, dan semakin dalam. Kita melewati banyak hal bersama, kita berbagi banyak cerita pula bersama. Inikah yang namanya cinta? Tak pernah aku merasa lebih baik dari ini sebelumnya. Inikah yang namanya cinta? Selalu ingin berada bersamamu setiap saat, selalu mencari waktu luang sesingkat apapun untuk bisa melihat wajahmu, selalu ingin bersandar di pundakmu dan bercanda bersama, menghayal masa depan. Betulkah ini yang namanya cinta? Aku tak pernah bisa mendefinisikan kebahagiaanku.

Dia datang dengan membawa banyak semangat untukku, dia datang dengan membawa harapan untukku, dia datang dengan sejuta cerita. Belum pernah aku mencintai seseorang seperti ini, bahkan aku acuh terhadap diriku sendiri.
Berbagai suasana kita lewati, Wajahmu, senyummu, sikap dan perhatianmu selalu aku rindukan setiap saat, berada di dekatmu selalu aku harapkan. Aku bertanya pada diriku sendiri, apa yang membuatku begitu mencintainya? ternyata aku tak pernah menemukan jawabannya, perasan itu muncul dengan sendirinya tanpa alasan yang pasti pula. Mungkin memang Tuhan memberikan hatiku hanya untukmu, Tuhan memberikan rasa ini tumbuh hanya untukmu.

Ketika kamu menanyakan mengapa perasaanku seperti itu sedang tak jarang sikapmu acuh tehadapku. Seketika itu pula aku terdiam. Entah mengapa perasaan ini tak pernah bisa berubah seacuh apapun sikapmu. Tapi Ketulusanku mencintaimu tak pernah berubah sampai kapanpun. Hingga tiba saatnya jarak harus memisahkan kita sesaat. Kita yang dulu begitu dekat kini harus lebih jauh. Dulu hampir setiap waktu selalu kita lewati bersama, sekarang kita harus menunggu waktu luang untuk sekedar bertatap muka. Dulu setiap waktu dapat kulihat wajahmu tapi sekarang ketika kerinduan itu datang hanya gambarmu lah yang aku lihat untuk sekedar menahan kerinduan ini sampai waktunya kita bertemu. Ketika aku merindukan suaramu dan merindukan kau bercerita banyak, hanya memori yang bisa kuingat. Ketika aku merindukanmu di sampingku saat aku betul-betul merasa lelah, aku hanya bisa menangis dan berharap kita bersama kembali. Sungguh ini sangat perihπŸ˜₯

Hampir setahun sudah kita terpisah jarak, kini kita tengah menata kembali untuk bersama.
Setahun sudah kita terpisah jarak, selama itu pula aku mulai ingin selalu bersamamu selalu terbayang dan tak pernah hilang. Tapi aku tak bisa berpisah denganmu, aku tak bisa dan tak pernah membayangkannya. Cinta ini begitu dalam, terlalu dalamnya hingga ketika hal yang tak pernah dibayangkan akan terjadi maka lukanya akan menganga dengan sangat lebar.
Sejauh ini kita sudah berjuang bersama menghadapi permasalahan kecil hingga yg besar sekalipun. Berhari-hari saling diam, sampai akhirnya baik kembali. Namun, di setiap permasalahan kau selalu memberikan pertanyaan yang sama. "kenapa dipertahankan?"
Apa yang salah? Apa yang salah memperjuangkan orang yang kita sayang?
Apa belum cukup perjuangan kita selama ini untuk jadi alasan betapa aku mencintaimu?
Apa berjuang untukmu harus pakai alasan, untuk apa alasan itu? meyakinkanmu? apa selama ini yang kita lewati belum cukup meyakinkanmu?
Jawabmu, Bersabarlah, bersabar untuk momen yang kamu tunggu, kita akan bersama setiap saat. Perasaan ini tak pernah tergantikan, perasaan ini akan tetap untukmu. Apapun yang terjadi semua yang ada padaku tidak akan pernah berubah .Semangat hidup ini hadir kembali karenamu, dan aku ingin menghabiskan sisanya bersamamu pula.

Tetaplah di sini sayang..
Aku mencintaimu lebih dari apapun.
Keegoisanku karena aku takut kehilanganmu.
Sikap konyolku itu hanya karena aku ingin selalu didekatmu.
Perhatianmu menyemangatiku
Dan kehadiranmu adalah kehidupanku….
Aku tidak ingin jauh darimu, aku tidak ingin kehilangamu. Tidak ingin berpisah dengan alasan apapun. 😍😍😍

Rabu, 22 November 2017

Kerinduan Pejuang LDR

Rindu adalah sebuah keadaan yang cukup merepotkan, kadang juga menjengkelkan bisa juga sangat menyebalkan. Ah,,, rindu. Sebuah kata yang manis sebetulnya.

Tapi,,  Semudah itukah merindu?
Mempermainkan perasaan, akupun begitu bodohnya tak mampu mengemasi rindu yang tercecer ditepian hati. Sakit tak terperi, Entah apa yang berkecamuk dalam batinku, yang pasti aku merasa muak dengan apa yang aku rasa. Batinku mendesah merasakan sesuatu yang membuat hatiku serasa sesak.


Aku selalu dihantui oleh rasa sepi yang seakan-akan menikam hati dan pikiranku. Aku tak tahu apa yang salah sebenarnya, hanya saja ada bayang-bayang rindu yang begitu menggeletar gelisah menampar nuraniku, kerinduan ini semakin menebal, tak kenal tempat tak kenal waktu seiring keramaian malam mengantar kesunyian menjemput dini hari, seiring keramaian mengusik ketenangan jiwa dan seiring tawa dibalik kesedihan. Aku sedih merindu sakit tak nampak menjelaskan tak dapat dipahami.

Aku hanya ingin tahu, apakah waktu akan terus menumbuhkan segenap perasaan ini? Tapi biarlah waktu yang akan menjawabnya. Bukankah banyak orang yang berputus asa menunggu jawaban akhirnya hanya berpasrah dengan waktu? Lagi-lagi waktu yang menjawabnya. 

Ohhh Rindu sebuah kata yang manis sebetulnya tetapi menggores tak meninggalkan bekas. Biarkan untuk sejenak aku ingin merasakan diriku bebas, bebas dari penat, penatnya karena merindu. Karena RINDU tidak butuh tips hanya butuh BERTEMU segera.

Selasa, 10 Oktober 2017

Bersyukurlah maka Hidupmu akan terasa Cukup

Akhirat seolah-olah menjadi tujuan utama hidupnya, guyuran hujan, rasa kantuk, lelah, rasa sakit tak ada halangan sedikitpun. Hanya keriput yang tergambar diwajah tuanya. Lelaki paruh baya Muchlis Taba (63) yang berasal dari Jampue, insentif 300.000/bulannya bak obat lelah bagi Muadzin sederhana ini.

Sepak terjal angkuhnya roda kehidupan ini Muchlis lalui, tak hanya sebagai Muadzin di masjid Attaqwa Lama Jampue yang telah ia jalani kurang lebih 10 tahun lalu, sampingan kerja sebagai penjual kayu jadi pilihannya yang baru 2 tahun ini ia lakoni untuk menyambung hidup.

Gerobak tua hampir setiap saat di dorongnya berisi kayu bahan bangunan rumah, kira-kira panjangnya lebih 4 meter dan beratnya lebih berat tak terbayang jika 10 lembar yang harus diantarkan ke rumah pelanggan. Tetesan keringat bercucuran membasahi wajah dan seluruh badannya, nafas yang tersendat sendat keluar sambil menghela nafas panjang. Upah yang didapat tidak seberapa asal disyukuri itu sudah cukup. Seringkali aku ikut membantunya  mengangkat  kayu merasakan betapa beratnya benda itu harus di dorong tanpa memancarkan sedihku di depannya aku berusaha selalu menjadi penghibur dalam lelahnya.

Allahu Akbar Allahu Akbar......... Adzan yang merdu berkumandang di kawasan Jampue menandakan waktu sholat Fardhu sudah masuk, suara yang sudah parau berusaha dikumpulkan untuk mengeluarkan suara indah dari lantunan adzannya. Mengabdi tanpa batas ia jalani dengan ikhlas. Mengurusi mesjid mulai dari adzan, terkadang jadi imam, cleaning servis merupakan tugas utamanya ia lakoni berharap hanya pahala balasan dari Allah SWT sebagai pemerang di alam kuburnya kelak.

Disela kesibukannya mengurus mesjid, ia juga mengajar anak anak kecil mengaji di rumahnya yang notabenenya adalah cucu cucu jauh, itu juga dijalani dengan dengan pemberian ala kadarnya ia tetap menerima dengan ikhlas.
Lelaki paruh baya yang hampir setiap hari kutemui ini, sedang jatuh sakit, badannya gemetaran, suaranya serak dan sesekali mengeluh, andaikan ada yang bisa menggantikanku saat ini di mesjid aku mau istirahat sejenak saja mengembalikan kesehatanku atau aku ingin pergi jalan jalan sedikit keluar kota menikmati suara bising dari setiap sudut kota dan lampu jalan yang gemerlap gemerlip itu. Seperti itulah keluhan yang kadang-kadang berkomat kamit dimulutnya, tetapi ia terus berupaya dengan ikhlas menjalani semuanya.

Sabtu, 07 Oktober 2017

Skripsi Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam.. Stereotip Perempuan Bugis dalm Simbol Uang panai' Masyarakat Jampue Kecamatan Lanrisang Kabupaten Pinrang

* some text missing, baca kelengkapannya di Perpustakaan STAIN Parepare/ buku pribadi saya.......😍😍😍
*
*
Tradisi dan simbol uang panai’ dalam pernikahan adat Bugis masyarakat Jampue

Pernikahan suku Bugis dipandang sebagai suatu hal yang sakral, religius dan sangat dihargainya. Oleh sebab itu, lembaga adat mengaturnya dengan cermat, sesuai dengan kenyataan dalam masyarakat Bugis Jampue yang terbesar menganut agama islam sehingga pernikahan bukan saja berarti ikatan lahir batin antara seorang laki-laki sebagai seorang suami dengan seorang perempuan sebagai seorang isteri, tetapi juga lebih dari itu, pernikahan merupakan pertalian hubungan kekeluargaan antara pihak laki-laki dan pihak perempuan yang akan membentuk rukun keluarga yang lebih besar lagi. 
Tata cara pernikahan suku Bugis Jampue diatur sesuai dengan  adat dan agama sehingga merupakan rangkaian acara yang menarik,  penuh tatakrama dan sopan santun serta saling menghargai. Pengaturan atau tatacara diatur mulai dari pakaian atau busana yang digunakan sampai kepada tahapan-tahapan pelaksanaan adat pernikahan keseluruhannya ini mengandung arti dan makna. 

Pada pernikahan masyarakat Bugis Jampue banyak tahapan yang harus di lewati seperti wawancara penulis dengan informan-informan tentang tahapan-tahapan yang harus dilaksanakan dalam melangsungkan acara pernikahan di Jampue
Muchsin Mustafa yang mengemukakan: “saya bukan asli Jampue tapi saya sudah lama sekali di Jampue dan pernah menjadi Camat di Lanrisang jadi kalau ada yang mau pengantin kadang-kadang saya juga dipanggil untuk andil dalam proses mappenre doi balanca. Apabila orang Jampue mau melangsungkan pernikahan maka mereka harus melalui beberapa tahapan, engka iyasang maddutta, mappenre doi balanca, mappasirekeng, purai yero mebbusi acara mappacci, sampai akad nikah dan masih ada acara sesudah akad panjang prosesnya.

Sedangkan Muh Tahir mengatakan: Tahapan-tahapan dalam prosesi pernikahan masyarakat Bugis Jampue  terdiri atas 3 bagian yaitu tahapan pra nikah, akad nikah dan upacara sesudah nikah. yang namanya makkita-kita, ma’manu-manu, madutta, mappettu ada dll, kalau dalam proses mappenre doi balanca yang terlibat biasanya adalah saya sendiri.

Tahapan Pra Nikah 
Prosesi sebuah acara pernikahan Bugis Jampue bermula dari fase pendahuluan yang dikenal dengan pra Nikah dan terdiri dari beberapa tahapan sebagai berikut:
Makkita-kita pihak laki-laki akan melihat gerak-gerik perempuan yang akan dilamar dan akan bertanya kepada tetangga terdekat atau keluarga dari pihak perempuan  untuk mendapatkan informasi kalau perempuannya baik, sopan dan bagus keturunannya pasti dilanjutkan pada tahap melamar.

Makkita-kita (pendekatan) pada fase ini dilakukan apabila seorang laki-laki telah menaruh hati pada seorang perempuan, atau keduanya telah sepakat untuk membangun sebuah rumah tangga. Keluarga dari laki-laki akan mengirim utusan untuk mengetahui dari dekat, secara rahasia tentang kelakuan dan perangai perempuan yang akan dilamar, selain itu pula untuk mengetahui tentang keadaan secara keseluruhan. Kegiatan tersebut biasanya dilakukan oleh perempuan atau ibu dari laki-laki yang akan menikah ataukah nenek atau keluarga dekat lainnya yang dipercaya. Melalui penyelidikan ini, akan diperhatikan segala gerak gerik perempuan yang akan dilamar, baik dengan hubungannya dengan orangtua, tamu maupun dengan yang lainnya. Hasilnya akan dijadikan dasar untuk menentukan apakah akan dilakukan pelamaran atau tidak. Makkita-kita bukanlah satu-satunya dasar yang dipakai oleh pihak laki-laki untuk memutuskan keinginannya, tetapi masih ada faktor lain yang ikut menentukan, diantaranya adalah adanya kesepakatan dari pihak kerabat. Bilamana jika ternyata hasil yang diperoleh tidak memenuhi kriteria yang baik maka lamaran akan diurungkan sebaliknya jika tingkah laku yang dianggap baik, mempunyai keturunan yang jelas, berasal dari keluarga baik-baik, maka lamaran akan dilanjutkan.
Kalo purani itanai bali bolana, keluarga macawe’e na makanja manang ampena menujumi ke tahapan mammau’-manu, ipannassai makkada engkaga canrinna iyero makkunraie, puranigah ilettuki. Membuka jalan sama dengan kalau betul-betul laki-laki mau menikahi perempuan tersebut. Iko itarimani lettukangnge madduta toni taue. Madduta dibahas berapa diminta pihak perempuan, dan pembahasan lanjutnya nanti dbahas kalau mappattuadai taue, biasanya pihak laki-laki memberikan sarung kepada mempelai perempuan sebagai tanda kalau lamarannya diterima.

Tahapan selanjutnya Mammanu’-manu’, (membuka jalan) kegiatan ini dimaksudkan untuk mengetahui status perempuan yang akan dilamar, apakah sudah dilamar atau belum. Kegiatan ini dilakukan oleh utusan orangtua pihak laki-laki yang dipercaya Jika keluarga perempuan memberi lampu hijau kedua pihak kemudian menentukan hari untuk mengajukan lamaran secara resmi (madduta).
Madduta adalah pertemuan yang pertamakalinya untuk membicarakan kehendak mengadakan pernikahan. Kegiatan ini adalah melamar atau meminang dari pihak laki-laki kepada pihak perempuan. Orangtua laki-laki atau pihak yang dipercaya baik dari kalangan keluarga maupun selain keluarga menyampaikan secara resmi maksud kedatangannya untuk sepakat mengadakan pernikahan diantara kedua belah pihak. Utusan ini disebut To madduta sedangkan pihak keluarga perempuan yang dikunjungi disebut To Ridutai. To madduta  memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan diterima atau tidaknya suatu lamaran, oleh karena itu To madduta  harus hati-hati, bijaksana dan pandai membawa diri. Pembicaraan saat itu dilakukan secara rahasia. Biasanya pertemuan pertama ini belum mendapat keputusan yang pasti atas lamaran itu diterima atau ditolak. Keputusan akan diberikan pada kesempatan berikutnya pada hari yang telah disepakati bersama. 
Atas dasar lamaran itu, orangtua pihak perempuan akan menghubungi pihak kerabat yang dianggap berhak dalam mengambil keputusan. Mereka adalah paman, nenek, kakek atau orang yang dianggap mempunyai kedudukan yang baik dalam masyarakat, bahkan kadang-kadang kerabat dari kedua belah pihak ibu dan bapak dari laki-laki yang akan menikah. Pemberitahuan orangtua perempuan yang akan dilamar kepada kerabat mempunyai arti yang sangat besar dan merupakan penghormatan kepada mereka. Jika lamaran diterima, maka pihak laki-laki akan memberikan sarung atau pakaian kepada pihak perempuan sebagai simbol bahwa lamarannya telah diterima dan dilanjutkan dengan fase berikutnya. 
Mappettu ada mappasikkatta iyero purae dibahas waktu maddutaki, ipasillollong manengni iyero melo’e ipenre, agar lamaran disepakati dan tidak ada masalah dikemudian hari.

Mappettu Ada (kesepakatan) biasanya ditindak lanjuti dengan mappasirekeng atau menyimpulkan kembali kesepakatan-kesepakatan yang telah dibicarakan bersama pada proses sebelumnya. Pada saat inilah akan dibicarakan secara terbuka segala sesuatu terutama mengenai hal-hal yang prinsipil. Ini sangat penting karena kemudian akan diambil kesepakatan atau mufakat bersama, kemudian dikuatkan kembali keputusan tersebut. 
Pada saat Mappettu ada akan disepakati beberapa perjanjian, seperti yang dikemukakan oleh Muchsin Mustafa, diantaranya:
Sompa atau mahar itu asli misalnya satu stel emas atau seperangkat alat sholat dan disebut pada saat ijab kabul dan ini yang sah dalam pernikahan menurut Islam.
Sompa atau mahar sebagai syarat sahnya suatu pernikahan menurut Islam. Besarnya sompa telah ditentukan menurut golongan atau tingkatan derajat perempuan. Penggolongan sompa tidaklah selalu sama dalam pengistilahannya. Ada dalam bentuk mata uang dan ada pula dalam bentuk barang seperti emas atau seperangkat alat sholat.
Uang panai’ istilah Ogi Jampue doi pappenre’ doi balanca biasanya 25 juta 50 juta 100 juta, ini harga dirinya perempuan, doi balanca ini dipakai untuk biaya pesta. Ini yang biasa keliru banyak orang yang samakan doi balanca sibawa sompa padahal beda. Pada tahap mappattu ada doi balanca paling lama dibahas karena dihitung semua mulai dari kedudukannya perempuan, sekolahnya sampai keturunannya. Banyak laki-laki yang ditolak lamarannya karena tidak sanggup dengan banyaknya doi balanca. Pembayaran doi balanca dapat dilakukan pada saat lamaran telah diterima atau penentuan hari pernikahan atau pada saat mappenre’ doi balanca ataupun pada saat akad nikah akan dilangsungkan, tapi ada juga yang sekaligus.

Uang panai’ sebagai syarat sahnya suatu pernikahan menurut adat. Uang panai’ adalah sejumlah uang yang ditetapkan calon mempelai perempuan kepada calon mempelai laki-laki sebagai bentuk penghargaan realitas penghormatan terhadap norma dan strata sosial serta untuk mengetahui kerelaan atau kemampuan sang calon mempelai untuk menjadi bagian keluarga mereka. Uang panai’ ini di gunakan untuk membiayai pesta pernikahan yang digelar pihak perempuan. Besaran uang panai’ yang berlaku saat ini dipengaruhi oleh status sosial yang melekat pada orang yang akan melaksanakan pernikahan baik dari pihak laki-laki maupun dari pihak perempuan, tingkat pendidikan, strata sosial, faktor kekayaan, faktor popularitas, kondisi ekonomi yang semakin tahun semakin meningkat dan apalagi jika orang tersebut berketurunan ningrat atau darah biru, semakin tinggi derajat semua status tersebut maka akan semakin tinggi pula permintaan uang panai’ nya, adapun kisaran jumlah panai’ dimulai dari 25 juta, 30, 50 dan  bahkan ratusan juta rupiah. Hal ini dapat dilihat ketika proses negosiasi yang dilakukan oleh utusan pihak keluarga laki-laki dan pihak keluarga perempuan dalam menentukan kesanggupan pihak laki-laki untuk membayar sejumlah uang panai’ yang telah dipatok oleh pihak keluarga perempuan tidak jarang banyak lamaran yang akhirnya dibatalkan kerena tidak terpenuhinya permintaan uang panai’ tersebut. Bahkan hal persyaratan utamanya atau menjadi pembahasan pertama pada pelamaran sebelum melangsungkan pernikahan adalah besaran uang panai’. Uang panai’ ini seringkali di maknai dengan keliru karena di anggap atau dipersamakan dengan mahar, padahal uang panai’ tersebut berbeda dengan mahar. Uang panai’  kedudukannya sebagai uang adat yang terbilang wajib dengan jumlah yang disepakati oleh kedua belah pihak keluarga mempelai. Pembayaran uang panai’ ini dapat dilakukan pada saat lamaran telah diterima atau penentuan hari pernikahan atau pada saat mappenre’ doi balanca (hari memberikan uang belanja), ataupun pada saat akad nikah akan dilangsungkan. Adapula yang melakukan pembayaran sekaligus dan ada yang melakukan pembayaran sebagian dan di selesaikan pada saat akad nikah akan dilangsungkan.
Passio itu emas yang laki-laki kasi kepada perempuan sebagai tanda pengikat passio juga dikasi sama dengan erang-erang yang di dalamnya perlengkapan perempuan mulai dari ujung kepala sampai ujung kaki, bedak, gincung, qorang pokoknya perlengkapannya perempuan.
  
Passio sebagai simbol pengikat laki-laki kepada mempelai perempuan yang berupa cincin emas dibarengi dengan erang-erang (aksesoris resepsi pernikahan) terdiri dari alat sholat, alquran, alat make up, pakaian sampai keperluan perempuan mulai dari ujung kaki sampai ujung rambut.

*
*
*
Some text missing
*
*
Tunggu Tulisan selanjutnya 
Selamat penasaran πŸ€—πŸ€—πŸ€—πŸ€—


Kamis, 14 September 2017

Penyesalan memang datangnya dibelakang, kalau depan yah namanya Pendaftaran

Penggalan cerpen patah hati part II, apabila ada yang mempunyai kasus yang sama mohon tinggalkan pesan, dan bagi pembaca yang merasa sama dengan tulisan ini silahkan berbagi😁😁


Menaruh harapan kepada manusia akan menjadikan diri kita kecewa, berani jatuh cinta berani pula patah hati. Jika orang sudah dibutakan oleh cinta maka iya tak  lagi dapat melihat, bahkan tai kucingpun rasanya coklat. Mungkin kata ini sangat tepat untukmu, mungkin sekarang dirimu dimabuk oleh panasnya cinta yang baru, tapi tahukah kamu ada hati yang kau sakiti? Ada janji yang telah kau beri kepada wanita yang selalu menemanimu 3 tahun belakangan ini? Hanya karena kamu menemukan yang baru lantas kamu ingin mendua?

Hari ini rasanya hidup ingin saja kuhentikan, tepatnya 3 tahun 5 bulan 10 hari waktu yang tidak singkat kujalani bersamamu. Mataku tak henti hentinya meneteskan air mata mengetahui kelakuanmu dibelakangku, selama ini aku hanya diam saja berharap kamu bisa berubah tapi seiring berjalannya waktu kamu malah makin menjadi jadi. Aku hanya berfikir mungkin dirinya sudah hebat, iya kita memang LDRan dan bagiku itu fine  fine saja selama kamu dan aku masih bisa saling percaya, tapi tahukah kamu hari ini betul betul membuatku kecewa, membuatku tak ingin lagi mengenalmu. Kamu yang dulunya apabila setengah hari tak ada kabarku akan sibuk mencariku sampai harus menghubungi teman dekatku dan bahkan menelpon ibuku untuk menanyakan keberadaanku dimana. Kamu yang dulunya pusing ketika tiba tiba kumatikan telponmu, kamu yang dulunya sangat peduli kepadaku, tapi akhir akhir ini kamu berubah 100 derajat bagaikan langit yang cerah tiba tiba turun hujan yang begitu dahsyat, Mana janjimu yang sering kau ucap yang katamu tak akan mendua? Cincin yang kau pasang dijariku sudah kulempar dan tak ingin lagi kelihatnya, fotomu diruang tamu sudah kucabut semua tentangmu rasa tabu, tak ingin mengenalmu.

 Ingatkah kamu waktu kau mengungkapkan kata cinta untuk pertama kalinya? Janji yang kau ucap untuk tidak akan pernah meninggalkan? Wanita yang selalu menuntunmu ketika salah jalan, Mengerjakan tugas akhirmu sampai ia rela begadang semalaman hanya untuk memberikan tambahan nama dibelakang namamu,  Wanita yang menjadi alarm ketika subuh berkumandang yang dilakukan selain ibumu? mengirimkan jajan ketika kirimanmu dan jajanmu dibatasi? Menambahkan uang hanya untuk membeli hp? Wanita yang tetap merayakan hari ulang tahunmu walaupun kamu tak akan datang meniup lilinnya. Apa perlu semua aku ungkap supaya kamu bisa menyadari Kurang baik apa diriku ini? Itulah kata pepatah bagaikan kacang yang lupa kulit.
Kembali ke diriku untuk ku intropeksi mungkin aku yang kurang baik untukmu, mungkin aku yang tak sempurna untukmu, mungkin aku yang tak bisa selalu berada didekatmu, iya mungkin aku yang salah.

Terlalu banyak kenangan indah yang kujalani bersamamu, terlalu sulit untukku melupakan semua, hey ingatkah kamu wanita yang selalu mengoreksi penampilanmu agar dirimu tampil lebih keren didepan temanmu? Ingatkah kamu wanita yang selalu mendengar semua keluh kesahmu ? Tapi sudahlah semua kenagannya tak bisa kusebut satu persatu, bukankah pepatah bijak mengatakan semua akan indah pada waktunya? Bukankah waktu pasti akan berlalu, iya aku hanya mencoba belajar dari itu semua.
Laki-laki yang selalu kupuja, laki-laki yang selalu kusebut namanya dalam doaku, laki-laki yang selalu kuceritakan kepada ibuku, laki-laki yang selalu kurindukan, laki-laki yang selalu kudambakan iya itulah kamu.

Tapi kenapa kau begitu tega melakukan ini semua kepadaku? Apa salahku?
Bukan pertemuan yang kusesali, bukan pula mengenalmu yang harus kusesali, tapi kejahatanmu yang tak akan kulupa.

Minggu, 10 September 2017

Sarjana ohh Sarjana,,,,

Beberapa hari belakangan ini ada beberapa hal yang bikin otak muter muter tidak karuan
Alhamdulillah sekarang saya sudah jadi Sarjana sekarang saya sebentar lagi akan diyudisium. Begitulah ungkapan dari beberapa teman teman yang sudah semester akhir.

Kembali kepermasalahan sebenarnya, setelah jadi sarjana planningnya apa? Banyak yang menjawab terbata bata, ada yang menjawab tidak tahu, langsung nikah saja dan adapula yang menjawab dengan lelucon, yah setelah sarjana otomatis jadi sarjanalah πŸ˜€πŸ˜€

Saya pribadi paham betul apa yang dirasakan oleh teman teman seangkatan, dulu waktu masih kuliah kalau ketemu dengan teman atau keluarga pas ditanya sekarang kesibukannya apa? Yahh pasti jawabnya kuliah, nah sekarang pas jadi sarjana kalau ditanya kesibukannya sekarang apa? Masa iya harus jawabnya sarjanaπŸ˜‡πŸ˜‡.

Tapi,, beberapa diskusi dari teman teman  masalah yang sebenanrnya membuat dilema itu. Apa yang menjadi ketakutan sarjana muda? Khususnya yang berasal dari desa jauh dan terpencil, tapi masyarakatnya lebih mengutamakan gengsi dan tidak mau tahu.
Kembali ke masyarakat tentunya berbagai macam pertanyaan pertanyaan sering dilontarkan khususnya bagi perempuan yang terkadang hukumannya lebih kejam daripada sanksi pidana, pertanyaan horor dan mematikan.

Yapp kapan NIKAH??😱😱
Menikah merupakan impian setiap orang, apabila sudah menemukan pasangan yang cocok bahkan di saat usia masih sangat muda pun, pilihan untuk menikah tidak menjadi permasalahan. Selain untuk memenuhi syariat agama, menikah muda pun dianggap sebagai salah satu cara untuk menghindari perbuatan dosa. Ini pemikiran dari beberapa pandangan positif teman teman diskusi.

Memang sih, secara umum, saat ini sedang trend menikah ‘cepat’. Terutama kalau para sahabat dekat juga sudah mulai bertunangan dan bahkan ada yang sudah punya anak. Alhasil, keinginan menikah menjadi semakin menggebu-gebu.
Adapula yang berbeda pandangan cepat atau lambat perempuan juga ujung ujungnya pasti nikah dan ujung ujungnya ke dapur juga, menarik diri saya untuk sedikit mengulas stigma yang sudah mengakar di masyarakat tentang perempuan “ngapain perempuan sekolah tinggi-tinggi, ujung-ujungnya ke dapur juga.” Lucu juga kadang mendengar hal atau stigma semacam ini.

Ketakutan yang dialami oleh perempuan ini lagi lagi dari hasil diskusi saya dengan teman teman seangkatanπŸ™ kembali ke kampung, mau kerja apa di kampung. Tapi well 😁Bukankah tri dharma perguruan tinggi itu salah satunya mengabdi ke masyarakat?
Mau merantau tapi takut sebagai kaum perempuan terlalu banyak ketakutan yang harus dipikirkan, Setelah jadi sarjana tentunya juga semakin banyak yang mengincar dari berbagai survey ini hanya diskusi dari teman teman yang sudah semester akhir dan yang setelah yudisium mereka matimatian harus melamar kerja kesana kesini karena takut pulang ke kampung karena apa?? Takut dinikahkan, ditambah lagi lapangan kerja yang sempit dan kurangnya pengalaman serta keterampilan yang dimiliki, tentunya banyak yang akan menyerah dan berpasrah, ada yang merasa tidak enak kalau hanya tinggal dirumah berdiam diri  ditambah lagi harus meminta uang jajan kepada orang tua😁😁 yang menjadi ketakutan sebenarnya bagi perempuan itu bukan karena takut cepat cepat nikah tapi takut dilamar oleh laki-laki yang tidak dicintainya alias bukan pujaan hatinya, perempuan akan merasa sangat dilema antara menerima atau menolak. Mereka akan berfikir dan bertanya serta meminta petunjuk oleh yang maha kuasa, kegelisahan yang dialami itu ketika menerima lamaran akan ada hati seorang pujaan yang tersakiti dan perempuan akan merasa sangat takut akan terkena karma, pendapat yang lain ada bagusnya juga menikah cepat ada yang memberi uang jajan dan jika laki-lakinya yang datang melamar sudah mapan why not? Tapi kemudian jikalau menolak terlalu banyak cibiran dari masyarakat mau sampai kapan harus menolak terus, konon katanya di kampung  jika perempuan sudah dilamar 2-3 kali lantas masih menolak maka ia akan menjadi perawan tua, yaaeelahh ini adalah persepsi tapi bersifat nyata. Haii laki-laki ketahuilah bahwa perempuan itu bukan karena mereka tidak sanggup untuk menunggumu datang melamar tapi kamu yang tidak memberi kepastian kepada mereka, mau sampai kapan harus diPHPin, banyak juga yang terjadi pacarannya bertahun tahun eehhh si laki-laki malah nikahnya sama yang lain, itulah yang menjadikan mereka takut dan sangat dilema.

Sejatinya menikah adalah menyempurnakan ibadah, jadi kenapa harus menunda jika sudah sah akan terasa lebih indah?

Siapa yang tidak ingin menikah? Apalagi ketika merasa sudah cocok dengan pacar yang telah menemani  selama beberapa tahun terakhir. Meski masih menyandang status mahasiswa, keinginan untuk membina hubungan yang lebih serius dengan sudah mulai bersemi di hati. Kalau bisa sih, begitu mengantongi gelar sarjana, target selanjutnya adalah menikah.

Nb. Banyak dari teman teman penulis curhat pacaran bertahun tahun tapi nikahnya bukan dengan pujaan hati, apalah hendak dikata "pakkodong temmaddapi" laki-laki dan perempuan sama sama berpasrah dengan keadaan, yang satu tidak memberi kejelasan dan yang satu sudah tidak bisa menunggu karena terlalu banyak problema dan dinamika hidup yang harus didengarnyaπŸ˜ŠπŸ˜‡πŸ˜‡.

Tulisan ini adalah kejadian yang benar benar terjadi dimasyarakat kita sekarang, apabila ada yang mempunyai pengalaman yang sama saya memohon maafπŸ™

Minggu, 09 Juli 2017

Skripsi Mahasiswa Jurusan Dakwah dan Komunikasi prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam



ABSTRAK

Megawati. Stereotip Perempuan Bugis dalam Simbol Uang Panai’ Pernikahan Masyarakat Jampue Kecamatan Lanrisang Kabupaten Pinrang

Uang panai' dalam tradisi Bugis Jampue merupakan sejumlah uang yang diberikan oleh calon mempelai laki-laki kepada calon mempelai perempuan sebagai syarat sahnya peminangan menurut adat serta sebagai sebuah penghargaan dan realitas penghormatan terhadap norma dan strata sosial.
Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan paradigma konstruktivisme dan teknik pengumpulan data berdasarkan pedoman wawancara mendalam, observasi partisipan dan non partisipan, serta dokumentasi. Sumber data penulis ada dua yaitu data primer dan data sekunder berupa opini, catatan dan dokumen (arsip) masyarakat Jampue Kecamatan Lanrisang Kabupaten Pinrang. Adapun tekhnik analisis datanya yaitu induktif.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa tata cara pernikahan suku Bugis Jampue kecamatan Lanrisang kabupaten Pinrang diatur sesuai dengan  adat, tradisi dan agama sehingga merupakan rangkaian acara yang menarik,  penuh tatakrama dan sopan santun serta saling menghargai. Pengaturan atau tatacara diatur mulai dari tahapan Makkita-kita, mammanu’-manu, madduta, mappettu ada, mappisseng, mattale undangang, mappasang pesta, maddamme, mappasili, mapacci, mappenre botting, madduppa botting, tudang/resepsi, mapparola, mammatua, mabbarazanji pelaksanaan adat pernikahan keseluruhannya mengandung arti dan makna. Artinya prosesi yang panjang membutuhkan biaya pernikahan yang tinggi sehingga faktor inilah yang sangat mendorong besaran biaya atau uang panai’ tinggi. Melalui proses tersebut terdapat proses yang spesifik membicarakn uang panai’ yang disebut proses mappattu ada.  Simbol uang panai’ pada masyarakat Bugis itu sendiri adalah sebagai lambang kehormatan. Uang panai’ memberikan dampak sosial yang positif dan negatif. Adanya stereotip atau pelabelan dari suku lain yang menetap di Jampue bahwa permintaan uang panaiyang tinggi sangat memberatkan, dan mereka melabelkan bahwa perempuan suku Bugis itu mahal dan tidak ada yang  bisa diandalkan, pernikahan  suku Bugis Jampue ada tawar menawar dan dalam upacara pernikahannya mereka kerap kali meminta dan mematok harga yang tinggi untuk anak perempuannya sehingga melahirkan persepsi dan stereotip oleh sebagian orang di luar suku Bugis sebagai perilaku “menjual anak perempuan”, tetapi adapula yang mengatakan kalau uang panaiitu sangat penting dan sangat diperlukan karena sebagai adat yang sudah menjadi tradisi yang harus dijunjung tinggi, uang panai’ juga digunakan sebagai biaya pesta pernikahan mempelai perempuan.
                                                   

Kata Kunci: Stereotip Perempuan Bugis dalam Simbol Uang Panai Pernikahan.

BIOGRAFI PENULIS
MEGAWATI, Lahir pada tanggal 08 November 1994 di Jampue Pinrang, Sulawesi Selatan. Anak ke tiga dari tiga bersaudara atau anak bungsu dari pasangan Muchlis Taba dan Hadra Renreng. Penulis mulai menempuh pendidikannya di TK DDI Jampue, MI DDI Jampue, selesai tahun 2007. Dilanjutkan di SMP Perguruan Islam Datumuseng Makassar selesai pada tahun 2010. Dan dilanjutkan lagi ke jenjang SMK Negeri 1 Pinrang dan tamat pada tahun 2013. Kemudian penulis melanjutkan kuliah di STAIN Parepare pada jurusan Dakwah dan Komunikasi Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam pada tahun 2013.
Penulis melaksanakan praktek pengalaman lapangan (PPL) di PT. Fajar Televisi Makassar dan melaksanakan kuliah kerja nyata (KKN) di desa Bola Bulu Kecamatan Pitu Riase Kabupaten Sidrap Sulawesi Selatan.
Adapun organisasi yang sempat digeluti selama sekolah sampai kuliah di STAIN Parepare yaitu: Pramuka, HMJ Dakwah dan Komunikasi, GP Fatayat NU, dan Komando Resimen Mahasiswa Satuan 709 (MENWA) Parepare. Penulis menyelesaikan studinya di (STAIN) Parepare dengan judul skripsi: Stereotip Perempuan Bugis dalam Simbol Uang Panai Pernikahan Masyarakat Jampue Kecamatan Lanrisang Kabupaten Pinrang.

Popular Posts