Selasa, 24 November 2015

Menunggu itu bersabar untuk SETIA




Menunggu itu Bersabar untuk Setia
Menunggu itu sangat erat dengan kesetiaan.
Dan masa-masa menunggu adalah ujian kesetiaan
Bersabarlah untuk tetap menjadi setia
karena tergesa-gesa membuat prosesnya tak terasa nikmat
Ini yang saya katakan “menunggu dengan sabar dan tetap setia itu sulit.” Tapi benarkah sebegitu sulit? Bukankah kita sudah bertahan dan bersabar sejauh ini? Bukannya selalu ada Sang Maha Pengasih yang selalu mendengarkan cerita, keluh dan curhat kita ? Bukankah saat lelah diri, memandang wajah orangtua lelahnya tak terasa lagi ?
Bukankah Tuhan itu Maha Menepati Janji? Bukannya kita diciptakan berpasang-pasangan? Bukannya proses yang baik hasilnya akan baik juga?.Bukannya selalu percaya kalau semua akan indah pada waktunya karena “manisnya hidup kita yang tentukan".
Semangat bersabar untuk setia. Karena tergesa-gesa membuat prosesnya tak nikmat
Kita memang terlalu banyak menuntut dan terlalu banyak lupa. Banyak menuntut akan keinginan yang kita sukai bukan yang Allah SWT sukai. Dan banyak lupa, bahwa doa-doa kita lebih banyak dikabulkannya daripada yang tidak. Bukankah begitu?
Kita tidak perlu menunggu segala sesuatunya sempurna untuk memulai sesuatu. Yang kita perlukan adalah sebuah tindakan, TINDAKAN UNTUK MEMULAI..!
Kehidupan itu seimbang, ada kesulitan pasti ada kemudahan. Dan hidup, adalah proses menunggu. Menunggu mati, menunggu hasil dari sebuah usaha, menunggu perjalanan doa, dan menunggu pasangan hidup serta keturunan.

Tapi,,,, menunggu adalah pilihan dan manisnya hidup kita yang tentukan (^^^)

Gara gara kamu dan Menwa Aku jatuh Cinta

Gara gara Kamu dan Menwa Aku jatuh cinta



Awal dari sebuah rasa manis akan tetap manis jika kita pintar mengolah rasa manis itu agar tetap manis. Tunggulah sampai manis itu  akan datang dan setialah selalu   bukankah menunggu itu bersabar untuk setia? Menunggu itu sangat erat dengan kesetiaan dan masa-masa menunggu adalah ujian kesetiaan bersabarlah untuk tetap menjadi setia, karena tergesa-gesa membuat prosesnya tak terasa nikmat. Ini yang saya katakan menunggu dengan sabar dan tetap setia itu sulit. Tapi benarkah sebegitu sulit? Bukankah kita sudah bertahan dan bersabar sejauh ini? bukannya selalu ada Sang Maha Pengasih yang selalu mendengarkan cerita, keluh dan curhat kita? bukankah saat lelah diri, memandang wajah orangtua lelahnya tak terasa lagi? bukankah Tuhan itu Maha Menepati Janji? Bukannya kita diciptakan berpasang-pasangan? bukannya proses yang baik hasilnya akan baik juga? bukannya selalu percaya kalau semua akan indah pada waktunya karena manisnya hidup kita yang tentukan.
Semangat bersabar untuk setia. Karena tergesa-gesa membuat prosesnya tak nikmat Kita memang terlalu banyak menuntut dan terlalu banyak lupa. Banyak menuntut akan keinginan yang kita sukai bukan yang Allah SWT sukai. Dan banyak lupa, bahwa doa-doa kita lebih banyak dikabulkannya daripada yang tidak. Bukankah begitu? Kita tidak perlu menunggu segala sesuatunya sempurna untuk memulai sesuatu. Yang kita perlukan adalah sebuah tindakan, tindakan untuk memulai, Kehidupan itu seimbang, ada kesulitan pasti ada kemudahan. Dan hidup adalah proses menunggu. Menunggu mati, menunggu hasil dari sebuah usaha, menunggu perjalanan doa, dan menunggu pasangan hidup serta keturunan.
Manisnya cinta dari sebuah perjalanan cinta memang berbeda-beda tergantung siapa yang menjalaninya dan siapa yang akan selalu berkorban dan bertahan untuk cinta. Terkadang muncul dibenak saya cinta itu hanya pembodohan, menguras hati, makan hati, sakit hati, menghabiskan waktu, energi, dan mengorbankan perasaan. Aku mengatakan demikian karena dulu kupernah merasakan jatuh cinta hanya manis diawal sehingga kutakut jatuh cinta lagi. Aku pernah setia tapi dihianati, aku pernah menunggu tapi sia-sia, sehingga dibenakku akan cinta itu  buruk, buruk daripada yang buruk. Aku pernah berjanji pada diriku sendiri aku tidak akan jatuh cinta lagi. Tapi  tak ada satu orangpun yang bisa lari dari kenyataan cinta. Cinta adalah  kodrat dari sang Ilahi yang dijatuhkan kepada setiap insan. Tapi saat kubertemu dengannya dan mengenalnya sosoknya yang berbeda dengan pria lain memnuatku kagum terpanah dan melupakan cinta yang dahulu menyakitiku dan aku percaya dialah pria terbaik yang pernah aku kenal.
Kuawali perjumpaan dan perkenalanku dengannya. Sebut saja namaku Irma teman-teman kampus sering memanggilku iron women karena sosokku dan kepribadianku yang sedikit tomboy, keras kepala, susah diatur dan bersuara besar serta sangat menyukai hal yang penuh dengan tantangan. Aku memilih satu organisasi di Kampus yang berlatar belakang penuh dengan kekerasan, latihannyapun sedikit berbau semi militer, disini aku dilati, dibina dan dididik untuk memnentuk kesiapan mental dan sedikit membentuk pribadi dan watakku yang keras kepala aku sangat suka organisasi ini karena memang jiwaku ada pada organisasi ini yakni Menwa Resimen Mahasiswa yang sebagian besar orang menyebutnya tentara kampus.
Tidak ada seorang perempuanpun dikelasku yang tertarik di organisasi yang aku geluti ini, mereka takut akan kekerasan. Resimen mahasiswa ialah organisasi yang terkenal di Indonesia dan hampir semua perguruan tinggi yang ada di Indonesia memiliki organisasi ini.
Pada tanggal 28 maret 2014 salah satu satuan yakni satuan 701 mengadakan lomba Lintas Medan dan Wisata Prasejarah yang diadakan di Bantimurung, Leang-leang dan sekitarnya untuk seluruh satuan yang ada di Indonesia seluruh Menwa hadir dan satuankupun di undang. Tapi Aku tidak diizinkan oleh atasan untuk ikut karena resikonya terlalu besar, tapi entah apalah yang membuatku bersih keras dan ngelotot untuk ikut, meskipun orang-orang disatuan terus melarang dan sempat terjadi perang mulut dan akhirnya mereka membiarkanku untuk berangkat dengan syarat resiko tanggung sendiri.
            Selesai sholat magrib aku dan timku berangkat dengan mengendarai sepeda motor meski dalam perjalananku yang melalui bebrapa tantangan seperti hujan deras yang mengguyur perjalananku sampai ketempat tujuan dan dijalanpun hampir kena tilang oleh polisi lalu lintas sebab motor yang aku kendarai tidak memiliki satupu surat-surat yang lengkap beruntunglah polisinya hanya memberikan siraman kalbu dan sempat terlintas dibenakku polisi jga takut dengan teman-teamnku sebab melihat pakaian yang kami gunakan. Di dalam perjalanan badanku lemas, rasa lapar yang terus menghantui, sampai kedinginan yang menembus tulangku gara-gara hujan deras disepanjang jalan. Pakaian yang aku gunakan hanya kering dibadan tetapi kunikmati dengan sepenuh hati karena itu sudah menjadi keputusanku dan tetap semangat.
            Begitupun sebaliknya pernah dia menceritakan perjalanannya kepadaku menuju lokasi perlombaan awalnya dia tidak ingin ikut karena hujan yang terus menerus, rasa malas yang menghantuinya, melelahkan, korban waktu dan kuliah tapi dipaksa oleh temannya dan dihati kecilnya juga terselip kemauan untuk berangkat, muncul keinginan untuk menambah wawasan serta pengalaman  dan ada sesuatu yang terus memanggil dan berbisik ditelinganya diapun berangkat meski dengan guyuran hujan yang deras dan hawa dingin tidak menghentikan langkahnya untuk sampai disana karean dia yakin ada sesuatu yang ada disana.
            Ringkas cerita sore harinya datanglah anggota satuannya dan dia sendiri, satuanku dan satuannya sangat akrab bahkan sebagian dari mereka sudah aku kenal sewaktu datang disatuanku. Salah satu anggotanya datang menghampiri dan bertanya sedikit malu kepadaku untuk menumpang mandi karena wc di penginapannya airnya mati akupun mengizinkannya untuk mandi di dalam. Aku melihat dia berbisik kepada temannya dia menanyakan siapa itu bisakah aku kenal dan akrab dengannya. Dia berbalik tersenyum dan tersipu malu kepadaku akupun membalas senyumannya dan tidak tahu arti dari senyuman yang dia lontarkan kepadaku.
            Keesokan harinya ada salah satu dari teman satuanku ingin mandi tapi wc dipenginapanku full akupun membawanya kepenginapan sebelah yaitu tempat penginapannya. Dengan pelan kuketuk pintu lalu dibukakanlah pintu olehnya betapa kagetnya diriku dengan wajah malu yang terpancar dia mempersilahkanku dan temanku masuk. Aku meminta izin untuk numpang mandi dan dizinkan. Seperti yang tadi aku katakan satuanku dan satuannya sangat akrab hampir sebagian dari mereka sudah aku kenal begitupun sebaliknya. Hanya dia yang belum pernah kutemui sebelumnya karena baru kali ini dia mengikuti lomba. Aku diperkenalkan oleh teman-temannya dan atasannya namanya adalah Imran dia adalah seorang pelaut sosoknya yang pemalu, sopan dan tidak midah berbaur dan beradaptasi dengan orang yang baru dikenalnya.
            Setelah beberapa lama menunggu temanku yang sedang mandi dan aku merasa tidak enak disana karena perasaan malu yang selalu mengusikku aku keluar dan kembali kepenginapan karena jaraknya hanya bersebelahan dan dengan mudahnya ku kembali di sana. Ku duduk termenung di depan penginapan menghirup sejuknya udara pagi yang begitu segar jauh dari polusi kendaraan memandangi gunung yangmasih ditutupi oleh kabut pagi yang dingin membayangkan betapa dahsyat anugerah Tuhan telah menciptakan bumi dan isinya untuk manusia nikmati. Kududuk sendiri dan diam-diam Imran memandangi gerak gerikku dengan mencuri-curi pandang seolah-olah tidak menampakkan sikapnya kepadaku aku merasa risih. Dan aku kembali kepenginapannya untuk mengecek temanku apakah disana temanku itu telah selesai mandi.
            Tiba disana aku berdiri di depan Imran yang hanya ditemani dengan beberapa batang rokok terus menghisap cepat dan semakin cepat membuktikan dirinya sedang salah tingkah aku menertawainya di dalam hati, aku mulai menegur dan menyapanya diapun membalas dengan penuh rasa malu tiba-tiba seekor sapi yang tidak diketahui pemiliknya yang disekap di samping kamar membuang kotorannya bagiku sangat menjijikkan. Imran tertawa lepas dan terbahak-bahak Imranpun berkata bubur kacang ijo ebak pagi-pagi begini apalagi masih hangat-hangatnya. Aku mulai illfeel dengan perkataannya yang menggelitik perutku rasanya ingin muntah, tapi melihatnya tertawa dan wajahnya yang lucu akupun ikut tertawa dan melupakan rasa jijik itu.
            Temanku selesai mandi dan heran melihat aku dan Imran yang tertawa orang-orang yang ada di dalampun keluar melihat apa yang terjadi mereka hanya heran. Atasannya mengajak aku dan anggota satuan untuk jalan-jalan mengelilingi tempat tersebut yakni Bantimurung salah satu tempat wisata yang ada di Sulawesi Selatan dan terkenal dengan ciri khasnya karena lombanya sudah seslsai jadi perseta dibebaskan untuk menikmati wisata Bantimurung. Pemandangan Bantimurung yang begitu indah, udaranya sejuk orang-orang yang aku temani jalanpun sangat mendukung dengan suasana tempat dan hati.kami sangat menikmati perjalanan aku yang dari jurusan kewartawanan hanya bisa  berfoto sesekali karena aku yang diperintahkan oleh atasan untuk mengambil gambar.
Hari mulai siang dan merupakan hari terakhir di Bantimurung itu tandanya kami harus kembali ke satuan kami masing-masing tapi tiba-tiba Imran berkata kepadaku dengan suara yang lembut, kecil bahkan beberapa kali aku meminta untuk mengulangi apa yang Imran katakan ternyata dia meminta nomer hpku akupun memberikannya dan sedikit basa-basi aku berkata sampai jumpa lagi dilain waktu. Kami berpamitan saling berjabat tangan temannya mulai mengejekku dan berkata ada cinta di Bantimurung.
Setelah beberapa hari sepulangnya dari lomba tersebut Imran menghubungiku, perlahan demi perlahan mulai memperhatikanku, mulai mempertanyakan hal-hal pribadiku aku merasa sungkan, agak risih dan ada kecemasan karena masih belum terlalu akrab sampai suatu malam Imran mengungkapkan perasaannya kepadaku. Akupun kaget dan tidak langsung meresponnya aku hanya berkata kepadanya menjadi teman lebih abadi dan lebih terhormat lebih baik saling mengenal satu sama lain jangan terburu-buru karena prosesnya tidak nikmat tunggulah sampai cinta itu mengalir dan manis. Imran menerima pernyataanku dan menghargai keputusanku, aku mulai kagum kepadanya karena dia tidak memaksa sedikitpun. Berkali-kali Imran melontarkan perasaannya kepadaku karena baginya lebih cepat lebih baik dan takut ada yang mendahului dirinya tapi aku terus menolak karena yang ada dipikiranku aku hanya menjalani sebuah hubungan jarak jauh dan hanya lewat komunikasi hp, nelponan, chatting dan bbman dipikiranku juga terlintas laki-laki itu semua sama hidung belang, bikin sakit hati dan aku takut pacaran dengan pelaut. Kata teman-temanku pacaran dengan pelaut itu makan hati, selalu ditinggal pergi, sabar menunggu dan mempunyai banyak pacar bahkan istri simpanan. Aku tidak pernha mempunyai impian dan cita-cita memiliki teman dekat dengan seorang pelaut, meskipun sebagian besar keluargaku pelaut.
Sampai akhirnya dia menyatakan dan memohon kepadaku untuk terakhir kalinya dan akupun menerimanya padahari jumat tanggal 04 April 2014, aku merasa malu kepadanya diapun begitu kami mengobrol membicarakan semua pengalaman hidup mulai dari yang menyedihkan sampai yang paling berkesan meskipun hanya melalui telepon genggam. Aku menjalani semua dengan sabar, kami hanya bisa bertemu jika libur semester dan ada waktu luang dia meluangkan watunya untuk tetap menengokku dan akupun demikian meskipun hubungan jarak jauh kami tidak berkecil hati karena bagiku dan baginya jarak bukanlah sebuah halangan yang penting hati tetap menyatu, saling percaya, saling menjaga kepercayaan, saling memberi motivasi, bersaing dengan sehat, dan selalu setia untuk menunggu.
Ternyata bayanganku dan anggapanku selama ini terhadap laki-laki itu berbeda, Imran memang berbeda daripada yang lain, Imran yang pemalu tersimpan sikap romantis dan penuh perhatian kepadaku. Jika libur kuluangkan waktuku untuk menemuinya kubawa Imran menemui keluargaku dan mereka  sudah akrab. Aku dan Imran masih bersama.





Popular Posts